Karya buku ini, menelisik model pembelajaran sinektik dalam perspektif Al-Qur’an. Sebuah model pembelajaran yang dirancang dan dikonstruksikan untuk meningkatkan serta mengembangkan kreativitas spiritual, intelektual, emosional dan sosial. Pengembangan dan peningkatan tersebut dilakukan melalui serangkaian kegiatan, dalam bentuk optimalisasi fungsi seluruh potensi yang dimiliki terutama pendengaran, penglihatan dan hati, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an. Implementasi model pembelajaran tersebut, dilakukan dengan mengunakan dua strategi yaitu; Pertama, menggabungkan setiap unsur yang sepintas nampak tidak berhubungan. Kedua, membuat analogi untuk menemukan sesuatu atau makna baru serta membuat sesuatu yang asing menjadi familiar.
Buku ini menyajikan hasil analisa terkait diskursus model pembelajaran sinektik dan teori filsafat progresivisme. Perlu diketahui bahwa progresivisme merupakan sebuah aliran filsafat pendidikan yang berorientasi ke depan dan memposisikan peserta didik sebagai salah satu subjek pendidikan yang memiliki bekal dan potensi dalam pengembangan dirinya dan memiliki kemampuan untuk meyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi. Filsafat ini juga berpandangan bahwa setiap manusia melalui berbagai pengalamannya selalu menginginkan perubahan, selalu berkembang dan menjadi lebih baik. Kegiatan sinektik dan filsafat progresivisme, keduanya menegaskan bahwa kreativitas merupakan unsur yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan manusia. Demikian pula, penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an terutama QS. Al-Nahl ayat 78 dan QS. Ali Imran ayat 190-195 tentang Ulu al-Albab dan dalam pandangan ahlih tafsir (Ibn Katsir, Sayyid Qutbh dan Quraish Shihab), di mana Ulu al-Albab dengan segala karakteristiknya telah menginspirasi sosok ideal yang harus lahir sebagai produk dari sebuah proses pembelajaran.